Senin, 30 November 2009

Kelompok I: Sistem Penyediaan Air Bersih di Kawasan Pesisir

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.

Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) Propinsi Jawa Timur tahap ke II perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersihyang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya PEMDA Tk. I Jawa Timur disebutkan bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama. Sumber air semacam ini yang terbesar di Jawa Timur terdapat di daerah Umbulan - Pasuruan yang berhulu di Gunung Bromo.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan. Sumber air untuk penyediaan system air minum berdasarkan kualitasnya (Anonim, 1987).

Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D. Sinulingga,, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999) :
1. Air hujan.Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water).Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar. Untuk mengetahui potensi air yang berada di sungai, waduk, danau secara pasti diperlukan data primer disamping data sekunder yang berkaitan dengan hidrologi, yang diantaranya meliputi :
• Data PrimerAir permukaan dan yang berkaitan dikumpulkan secara in-situ, yakni dari suatu kegiatan survey lapangan berupa : penelusuran sungai-sungai, tempat-tempat penampungan air, seperti waduk, danau, dan atau empang.
• Data SekunderAir permukaan dan yang berkaitan dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain meliputi : peta topografi, data klimatologi, data hasil permukaan air dan debit.
Air adalah suatu elemen yang paling melimpah di atas permukaan bumi , yang meliputi 70% permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 miliar kilometer kubik. Apabila dituang merata di seluruh pemukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 kilometer. Namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira 0.003%. sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudra atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kelayakan dalam keperluan rumah tangga. Dari 3% sisa yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persenya, tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat di bawah tanah (middleton,2005,Miller,1999).
Air merupakan unsur utama bagi mhidup kita di planet bumi ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air merupakan sumber daya yang paling penting dalam kehidupan manusia maupun mahluk tuhan lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa cukup terbatas bahkan di beberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari kualitas lingkungn hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dll.

Kebutuhan masyarakat akan air bersih selama ini telah dipenuhi oleh PDAM; hal itu hanya berlaku untuk masyarakat perkotaan, lalu bagaimanakah pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat pedesaan. PDAM belum dapat mengjangkau wilayah pedesaan dan akhirnya masyarakat pedesaan banyak menggunakan air tanah, sungai, danau ataupun tadah hujan yang secara kualitas tidak terjamin. Pemenuhuhan kebutuhan air bersih oleh masyarakat yang diperoleh dari air tanah, sungai, danau dan tadah hujan akan terganggu karena kontaminasi dari kualitas lingkungan hidup yang terus menurun. Saat ini, msalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan rumah tangga yang semakin menurun. Krisis air bersih sudah terjadi dimana-mana; hal itu terjadi sebagai akibat dari degradasi lingkungan. Tingkat kesediaan dan kebutuhan tidak seimbang.

Oleh karena itu banyak upaya-upaya pengololaan sumber daya air dilakukan melalui berbagai macan teknologi dan peraturan. Akan tetapi tidak semua masyarakat mengetahui dan dapat menjangkau teknologi dan peraturan tersebut dikarenakan kurangnya akses informasi dan pengetahuan mengenai hal itu terbatas. Pada akhirnya masyarakat terbebani akan pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kehidupannya.

Kebutuhan air bersih perkapita di tiap Negara berbeda sesuai dengan kondisi Negara masing. Kebutuhan air rata-rata di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat sebesar 836 liter/ orang/ hari, Jepang 444 liter/orang/hari, inggris 347 liter/orang/hari, dan prancis 330 liter/orng/hari, sedangkan di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia baru mencapai 103 liter/orang/hari di daaerah pekotaan dan di daerah pedesaan sebesar 63 liter/orang/hari(agustini,2003).
Cakupan sarana dan cakupan kualitas pada air bersih dan air minum di tahun 2002-2005 mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan adanya gangguan-gangguan atau peristiwa bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kebakaran dan faktor-faktor lainnya seperti terjadi pencemaran badan air baik dari limbah rumah tangga, industri maupun dari pertanian yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pasa sarana air bersih dan terjadinya pencemaran pada air minum.(Aspek Kesehatan Air Bersih,Anwar Daud).

B. TUJUAN
Kita sebagai orang Kesehatan Lingkungan dituntut Agar kita bisa sedikit banyaknya mengetahui bahwa bagaimana Sistem Penyediaan Air Bersih di Kawasan Pesisir pantai. Yang mungkin bisa membantu sekitar untuk memperoleh air bersih yang baik untuk kesehatan serta tidak membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar.

BAB II PEMBAHASAN
Sistem Penyediaan Air Bersih Dikawasan Pesisir Pantai
Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Tidak semua daerah mempunyai sumberdaya air yang baik. Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di muara sungai atau di tengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air bersih, sehingga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air bersih terutama pada musim kemarau panjang. Kualitas air tanahnya sangat bergantung dari curah hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Pencemaran kualitas air tanah akibat dari kontaminasi air laut disebut intrusi. Ciri adanya intrusi air laut adalah air tanah yang terasa payau atau mengandung kadar garam khlorida dan TDS (Total Dissolved Solid) yang tinggi. Sumber air yang terdapat di daerah-daerah seperti itu umumnya berkualitas buruk (payau atau asin, yaitu TDS > 3000 ppm), baik air tanahnya maupun air permukaannya.

PDAM yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat masih sangat terbatas kapasitasnya. Sampai saat ini baru sekitar 40% masyarakat perkotaan yang dapat menikmati air PDAM. Untuk pedesaan, pemenuhan kebutuhan air bersih baru mencapai maksimal 10%. Apabila air baku berupa air payau atau asin (karena adanya pengaruh/pencemaran air laut), maka PDAM sampai saat ini belum mampu menerapkan teknologi pengolahan air payau/asin untuk air minum.

Untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut diperlukan penerapan teknologi pengolahan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku, kondisi sosial, budaya, ekonomi dan SDM masyarakat setempat. Instalasi Pengolahan Air Payau dengan sistem Reverse Osmosis (IPA RO) merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

KEUNTUNGAN DAN KEUNGGULAN
IPA RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air payau/asin yaitu:
- Energi yang relatif hemat. Konsumsi energi IPA RO relatif rendah untuk kapasitas kecil, yaitu sekitar antara 8 – 9 kWh untuk air baku dengan TDS 35.000 ppm dan 9 – 11 kWh untuk TDS 42.000 ppm (kapasitas produksi 10 – 20 m3/hari).
- Hemat Ruangan. Sebagai contoh, untuk IPA RO dengan kapasitas kecil (5 – 10 m3/hari), seluruh komponen sistem tersebut hanya membutuhkan luas ruangan sekitar 6 – 10 m2.
- Mudah dalam pengoperasian karena pengendalian operasi terpusat pada satu panel yang kecil dan sederhana.
- Kemudahan untuk menambah kapasitas.
- Produksi airnya dapat langsung diminum, tanpa dimasak dahulu.
- IPA RO mudah dipindahkan ke lokasi lain (ada yang terpasang dalam unit mobil RO atau kontainer).
- Biaya produksi air minum bila dibandingkan dengan air mineral dalam kemasan adalah jauh lebih murah, yaitu sekitar Rp. 15,- per liter.
Meskipun IPA RO tersebut mempunyai banyak keuntungan, akan tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar sistem tersebut dapat digunakan secara baik dan awet. Di dalam pengelolaan IPA RO diperlukan biaya operasional dan perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia, bahan bakar, pengganti media penyaring, service komponen peralatan dan upah tenaga operator.
PETUNJUK OPERASI IPA RO
Sebelum operasi pengolahan dimulai, harus dilakukan persiapan pembuatan larutan kimia yang akan diinjeksikan ke dalam proses pengolahan. Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan adalah:
a) Antiscalant :
Isi 0,5 l (½ liter ) NASCO 710 ke dalam tangki kimia.
Tambahkan air bersih sampai volume 50 liter.
Aduk sampai merata.
b) Zat Aditif I :
Isi 0,5 kg (½ kilogram ) NASCO BW 738-S ke dalam tangki kimia.
Tambahkan air bersih sampai volume 50 liter
Aduk sampai merata.
c) Anti Biofoulling :
Masukkan 2,5 – 5 liter NASCO 208 ke dalam tangki kimia.
Tambahkan air bersih sampai volume 50 liter.
Aduk sampai merata.
d) Larutan Kalium Permanganat :
Isi 0,5 kg (½ kilogram) Kalium Permanganat ke dalam tangki kimia.
Tambahkan air bersih sampai volumenya 50 liter.
Aduk sampai tercampur rata.
Secara umum gambaran tentang urut-urutan proses pengolahan dalam sistem ini dapat dilihat pada Gambar 4. Air baku sangat menentukan bagi tekanan operasi membran, umur membran, kualitas air yang dihasilkan, dan jumlah air olahan yang akan dihasilkan. Unit ini adalah untuk memproduksi air minum, sehingga sedapat mungkin kualitas air baku yang dipakai memenuhi syarat air baku air minum, kecuali untuk TDS dan Khlorida. Jangan gunakan unit RO ini untuk air baku yang tergolong air limbah. Air baku yang sudah dipastikan memenuhi standar air baku untuk sistem IPA RO ini (lihat Tabel 5) dipompa dengan tekanan dorong minimum 5 sampai 6 bar, dan masuk ke dalam tangki reaktor atau tangki pencampur.
Langkah Awal Operasi Pengolahan Pendahuluan :
1. Saringan pasir, besi-mangan dan karbon aktif harus pada posisi service.
2. Semua valve pada suction (masukan) dan discharge (keluaran) pompa harus terbuka.
3. Hidupkan pompa air baku.
4. Pompa dosing Kalium Permanganat atau Khlorin/Kaporit (bila ada) akan bekerja secara otomatis begitu pompa air baku bekerja.
5. Pompa dosing untuk NASCO 710, NASCO 738-S dan NASCO 208 akan beroperasi bersama (juga secara otomatis) begitu pompa tekanan tinggi untuk sistem RO mulai bekerja.
6. Cuci-Balik Saringan Pasir dengan cara mengatur multifunction valve pada posisi backwash (Bkw). Jangan lupa untuk membuka valve/kran pembuangan pada setiap operasi pencucian balik pada setiap tabung penyaringan dan menutup inlet valve untuk tabung penyaring berikutnya.
7. Pada setiap Backwash udara akan keluar dari tabung, tunggu hingga air yang keluar dari valve ini benar-benar air dan tidak tercampur udara.
8. Cek air backwash, bila butiran media penyaring ada yang keluar, tutup kembali inlet valve perlahan-lahan hingga hanya air yang keluar.
9. Tunggu pada posisi ini hingga air yang keluar jernih, lalu bilas hingga bersih dan kembalikan multifunction valve pada posisi service.
10. Lakukan backwash terhadap saringan besi – mangan dan karbon aktif dengan mengulangi langkah 6 hingga 9.
Langkah Awal Operasi Unit RO
Urut-urutan langkah yang harus ditempuh pada permulaan pengoperasian sistem RO dapat diungkapkan sebagai berikut :
1. Buka 100% kran (valve) masukan air baku, kran pengendali aliran buangan dan kran keluaran (throttling valve) pompa sentrifugal.
2. Perlahan-lahan tutup kran pengendali aliran buangan (concentrate flow control valve) hingga tekanan operasi pada alat ukur (operating pressure gauge) menunjukkan 50 psi.
3. Cek semua sambungan pemipaan dan perlengkapannya serta tekanan operasinya.
4. Jika terdapat kebocoran :
- Matikan pompa dengan memutar MAN-OFF-AUTO switch ke OFF.
- Tutup kran air baku yang masuk ke sistem RO.
- Perbaiki kebocoran.
- Lanjutkan dari langkah 1 – 3.
1. Jika terdapat bahan pengawet di dalam elemen RO, bilas sistem pada 50 psi selama 30 menit.
2. Lanjutkan pengaturan kran pengendali hingga tekanan operasi sekitar 296 psi.
3. Jumlahkan debit air hasil olahan dan aliran buangannya. Debit air baku yang masuk ke sistem RO harus 0,6 m3/jam dan tekanan operasi sekitar 296 psi. Pada saat ini ada kemungkinan debit air baku melebihi 0,6 m3/jam. Jaga jangan sampai lebih dari 1,0 m3/jam (maksimum). Perlahan-lahan kurangi debit air baku dengan menutup kran keluaran (throttling valve) setelah pompa sentrifugal hingga debit air baku sebesar 0,6 m3/jam tercapai.
4. Setelah debit tersebut tercapai, tekanan akan berubah dan memerlukan perubahan. Ulangi langkah 2 s/d 7 hingga tekanan operasi sekitar 296 psi dan tekanan pada aliran air buangan sekitar 291 psi.
5. Setelah beroperasi satu jam, ukur dan catat pada lembar jurnal operasi RO seluruh data operasi yang terdapat pada alat ukur yang ada.
6. Ulangi prosedur langkah awal setelah dua jam. Perhatikan semua parameter seperti langkah awal pertama.
Di Beberapa daerah kawasan pesisir, terdapat juga upaya pemerintah daerah setempat untuk mengatasi masalah penyediaan air bersih untuk masyarakatnya seperti hal nya di Propinsi Jawa Timur yaitu Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan air bersih juga akan semakin meningkat selain sebagai kebutuhan dasar untuk penduduk, air bersih juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak sebagai air baku industri. Keterbatasan sistem distribusi air bersih serta keterbatasan kualitas dan kuantitas air bersih yang terdapat pada masing-masing kabupaten/kota mengharuskan adanya kerja sama antar wilayah baik dalam menjamin ketersediaan air (khususnya wilayah hulu dengan hilir) menjaga kualitas air (masuknya limbah domestik dan non domestik pada badan air yang banyak terjadi di perkotaan) serta kerjasama dalam distribusi dan pengolahan air bersih.
Rencana pengembangan sarana air bersih diusulkan sesuai satuan wilayah sungai mengingat saat ini kabupaten/kota di Jawa Timur lebih banyak memanfaatkan sungai untuk sumber air bersih, serta pertimbangan ekologis untuk menyesuaikan dengan konsep “one river one plan” sehingga meskipun sumber air dieksploitasi tetap harus disesuaikan dengan daya dukungnya. Untuk itu upaya konservasi air, tanah untuk melindungi keseimbangan tata hidrologi serta melindungi sumber-sumber air merupakan upaya yang harus dilakukan terus menerus. Untuk pemanfaatan sungai sebagai sumber air bersih harus selalu diingat daya “self purification” atau kemampuan sungai untuk mengadakan pemurnian sendiri terhadap polutan-polutan yang masuk ke badan sungai. Hal ini harus disadari mengingat yang terjadi saat ini adalah sungai selain sebagai sumber air baku, air bersih juga menjadi outlet pembuangan limbah.
Di Cerebon misalnya Masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir Cirebon dan Indramayu kini mengalami krisis air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan minum dan masak, mereka terpaksa harus membeli dari pedagang keliling atau memanfaatkan ceruk air yang masih tersisa.
Kelangkaan air bersih di daerah pesisir tersebut sudah dirasakan warga Desa Bungko Lor, Karangkendal, dan Pegagan di Kecamatan Kapetakan sejak sebulan lalu. Warga yang kebanyakan berprofesi sebagai petani, buruh, dan nelayan itu terpaksa membeli air dengan harga Rp 1.000 per jeriken atau setara 20 liter.
Menurut Arnesi (40), warga Bungko Lor, Sabtu (18/8), mengaku menghabiskan Rp 5.000 per hari untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi keluarganya yang berjumlah enam jiwa. Sementara penghasilan suaminya sebagai buruh berkisar Rp 15.000-Rp 20.000 per hari. Di kutip oleh kompas
"Biasanya jika musim hujan, kami menampung air, namun ketika masuk musim kemarau, kami tak bisa mengandalkan apa pun, termasuk sumur, karena airnya asin," kata Arnesi.
Untuk kebutuhan mandi, buang air besar, dan mencuci baju serta peralatan makan, warga biasanya memanfaatkan air sungai dan air pantai yang tak jauh dari permukiman.
Menurut Sugiyarto, warga Bungko Lor lainnya, mengaku kekurangan air selalu terulang saat musim kemarau. Biasanya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memasok air, tetapi jumlahnya sangat terbatas, dan tak dilakukan setiap hari. Di kutip oleh Kompas
Kondisi serupa juga terjadi di Desa Karangkendal dan Pegagan. Di sana warga setempat rela antre dan berebut air pasokan dari PDAM yang hanya 3.000 liter per desa.
Sumur-sumur warga di Desa Kalianyar, Kedokan Bunder, Kedokan Agung, Singakerta, dan Kapringan di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, pun mulai mengering. Warga rela antre mendapatkan air di ceruk terdekat yang masih menyisakan air.
"Biasanya kalau kemarau hanya penampungan air yang masih berair meski warnanya keruh, namun tak berpengaruh saat dikonsumsi. Saya belum pernah merasa sakit perut," kata Ani (30), warga setempat yang setiap hari mengambil air di penampungan air itu untuk keperluan memasak dan sebagainya.
Kondisi serupa juga dirasakan warga Kapringan. Antrean warga yang membawa jeriken terlihat di Balong Telaga. "Antrean itu tampak sangat padat terjadi pada sore hari setelah selesai bekerja di sawah," kata Supri (17), warga Kapringan yang mengantre air untuk menyuplai kebutuhan air di rumahnya setiap hari.
Suplai air bersih
Untuk menyuplai air bersih kepada warga yang kekurangan air, PDAM Kabupaten Cirebon setiap hari mengirimkan air lewat tangki secara serentak. Daerah yang menjadi sasaran tak hanya daerah yang menjadi konsentrasi pelanggan PDAM, tetapi juga daerah yang belum terjangkau fasilitas PDAM.

Sayangnya, bantuan air ke daerah kering tersebut tak bisa dilakukan setiap hari. Menurut warga di Bungko Lor dan Karangkendal, suplai air hanya dilakukan dua hari sekali, bahkan kadang sepekan sekali. Ade Kusnindar, Kepala Bagian Hubungan Pelanggan PDAM Kabupaten Cirebon, menyatakan, pasokan air untuk kebutuhan pengolahan di pengolahan air PDAM Kumpulkwista hanya dilakukan sembilan hari sekali. "Tempat pengolahan kami ada di hilir sehingga sering kali air habis sebelum sampai karena disedot di hulu untuk kebutuhan pertanian," ujar Ade. (NIT).
Di Jakarta, Hasil penelitian keseimbangan kebutuhan dan suplai air di Jakarta yang dilakukan Japan Indonesia Cooperation Agency (JICA), menunjukkan, penduduk kota ini mulai mengalami kekurangan air bersih tahun 2010.(kompas).

Kurangnya air tawar yang disuplai dari sungai yang melintasi Ibu Kota mencapai 2.310 liter per detik pada tahun itu, dan kekurangan terus meningkat menjadi 13.210 liter per detik. Karena itu perlu dibangun bendungan baru di wilayah hulu untuk meningkatkan pasokan air. Selain itu, secara bertahap hendaknya ditingkatkan kapasitas PDAM yang didukung pengembangan infrastruktur.
Demikian Arie Herlambang, peneliti Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (19/6).

Tahun 1985 sebenarnya telah dipikirkan pembangunan bendungan di Parung Badak Semplak Bogor untuk mengatasi krisis itu, namun karena kendala dana, proyek tersebut belum terlaksana hingga kini. Bendungan dan cekdam hendaknya dibangun di bagian hulu sungai yang mengalir di Jakarta, yang sekaligus berfungsi sebagai cadangan air saat kekeringan serta pengendali banjir pada musim hujan.

"Di beberapa sungai sebenarnya telah ada cekdam namun kurang terawat dan tidak berfungsi dengan baik," tambah Nusa Idaman Said yang juga peneliti dari P3TL BPPT.

Namun Arie mengingatkan, pembangunan bendungan di Parung Badak untuk mengantisipasi krisis air tahun 2010, sebenarnya hanya akan memenuhi kebutuhan air hingga sebelum tahun 2020. Pada tahun itu akan kembali terjadi defisit air 1.640 liter per detik dan meningkat hingga 5.460 liter per detik tahun 2025.
Menurut dia, yang perlu dilakukan untuk memenuhi ketersediaan air bersih secara lestari adalah menekan masuknya materi pencemar ke sungai. Saat ini air limbah yang dibuang ke sungai jumlahnya tergolong tinggi: sekitar 1,25 juta meter kubik.

Padahal, selama ini PDAM di Jakarta tergantung pada sumber air dari Sungai Ciliwung, Banjir Kanal, Kali Krukut, Kanal Tarum Barat, Kali Cengkareng, Kali Sunter, Saluran Sekunder Bekasi Tengah, dan Cisadane. "Perlu sosialisasi untuk memelihara dan menjaga sungai dan saluran dari pencemaran, karena dari sumber air itu dihasilkan 15.230 liter per detik air bersih untuk keperluan masyarakat Jakarta," urai Arie.

Bila aktivitas domestik dan industri yang mencemari terus berjalan, pada musim kemarau-ketika volume air berkurang-akan terjadi pemekatan bahan pencemar. Bila terjadi pencemaran yang berlebihan, air baku air minum tidak akan memenuhi standar air baku air minum.

Oleh karena itu, di kawasan permukiman dan pabrik harus dipasang instalasi pengolah air limbah, sebelum disalurkan ke sungai. BPPT juga telah mengembangkan instalasi pengolah air limbah.
Kebutuhan air bersih di DKI Jakarta yang dipenuhi dari air PAM Jaya hanya 51,25 persen, sisanya 48,75 persen dipenuhi air bawah tanah dan air permukaan. Akibat pertambahan penduduk, pengambilan air bawah tanah makin intensif yang akan berdampak pada penurunan muka tanah dan intrusi air laut.
Di wilayah pesisir yang terpengaruh pasang surut, penyediaan air baku air minum berkualitas baik menjadi masalah besar. Karena umumnya teknologi pengolahan air minum yang digunakan PAM dirancang untuk mengolah air baku tawar. Untuk mengatasi intrusi dan penurunan muka tanah, Nusa berpendapat harus dilakukan pemulihan kembali dengan teknik penyuntikan air ke sumur bawah tanah. Saat ini dengan asumsi penduduk Jakarta hampir 10,5 juta, pengambilan air tanah mencapai 200 juta meter kubik per tahun.
Untuk mengisi kembali air tanah sebagai cadangan air, perlu dilakukan gerakan nasional pembangunan sumur resapan air hujan di perumahan atau permukiman. Selain di pekarangan rumah penduduk, sumur resapan dapat dibangun di taman permukiman, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya. (yun).
Selain itu layanan air minum (air bersih) hingga saat ini ternyata masih belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat kota dan desa. Malah ironisnya, baru sekitar 7 persen saja penduduk pedesaan yang menikmati fasilitas air minum tersebut. Sedangkan penduduk perkotaan masih di bawah 50 persen, atau tepatnya hanya 39,9 persen.
"Layanan air minum, baik di perkotaan maupun pedesaan, masih sangat rendah. Karena itu, Departemen PU mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penyediaan air minum sekitar Rp 856,7 miliar pada 2010," ungkap Menteri PU Djoko Kirmanto, dalam rapat kerja dengan Panitia Ad Hoc (PAH) IV DPD RI, Rabu (1/6).
Dijelaskan Djoko, DAK untuk fasilitas air minum tersebut akan dikelola oleh provinsi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan air minum, di samping memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan
“Di kawasan kumuh perkotaan, termasuk daerah pesisir dan pemukiman nelayan, banyak yang belum mendapatkan fasilitas air minum. Dengan adanya tambahan anggaran DAK, diharapkan jangkauan air minum bisa sampai ke situ, untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat," terangnya. (esy/JPNN).
Di sebagian besar wilayah Jakarta Utara, khususnya kawasan pesisir pantai, masyarakatnya harus bekerja keras untuk memperoleh air bersih.
Namun, di balik sulitnya mendapatkan air bersih itu, ada pengalaman hidup seorang Hadi, warga Kelurahan Pademangan Timur, Sunter, Jakarta Utara, yang selama 25 tahun berprofesi sebagai pedagang air keliling. Dengan harga Rp 4.000 per pikul, ia mampu menghidupi keluarganya dengan standar hidup yang layak.
Fenomena sebaliknya terjadi di Kelurahan Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara. Sebagian besar warga di wilayah tersebut sudah beberapa minggu ini terpaksa bergadang hingga larut malam lantaran harus menunggu aliran air PAM yang baru mengalir di malam hari. Kondisi serupa juga dialami warga yang bermukim di wilayah Kalibaru, Marunda, dan Cilincing, Jakarta Utara.
Ilustrasi di atas dapat mewakili betapa kompleksnya masalah air bersih di Jakarta Utara. Pada jaringan pipa air yang sama, seorang warga mampu mendulang rupiah; di sisi lain, masih ada warga yang terpaksa mengorbankan waktu istirahatnya untuk mendapatkan air bersih. Padahal, sebagai mitra swasta PAM Jaya, operator air swasta tidak pernah menerapkan praktik diskriminasi kepada seluruh pelanggannya.
Ada berbagai faktor penyebab tidak meratanya aliran air yang dinikmati pelanggan. Salah satunya seperti yang dilakukan pedagang air keliling di Pademangan Timur dan sejumlah tempat lainnya. Warga yang memiliki kemampuan finansial berlebih menggunakan mesin pompa dengan daya sedot cukup besar untuk menyedot air dari jaringan pipa operator air swasta.
Disadari atau tidak, itu justru yang merusak sistem distribusi air ke seluruh pelanggan di sekitarnya. Sebab, air mengalir melewati jaringan pipa yang sama. Akibat praktik penyedotan itu, pelanggan yang tempat tinggalnya lebih jauh bisa dipastikan akan kesulitan mendapat air bersih. Masalah tak berhenti sampai di situ. Maraknya pencurian air secara sistematis juga turut mengacaukan distribusi air. Praktik pencurian air boleh dibilang lebih mengganggu kelangsungan pasokan air, tak terkecuali turut berdampak pada kelangsungan bisnis operator air.
Hingga akhir 2007, para operator air swasta-baik Aetra maupun Palyja-menemukan sekitar 7 ribu kasus pencurian air, baik yang dilakukan oleh pelanggan resmi maupun nonpelanggan.
Selain itu, dalam memperluas jaringan, upaya operator menambah jumlah pelanggan sejatinya masih terganjal oleh faktor nonteknis, yaitu adanya sebagian pelanggan yang tetap menggunakan air tanah sebagai sumber air utama. Sebagai contoh, dari sekitar 384 ribu sambungan pipa Aetra ke pelanggan, sekitar 60 ribu pelanggan tidak menggunakan air bersih tersebut alias zero consumption. Investasi yang telah ditanamkan boleh dibilang menjadi percuma.
Menghadapi semua masalah itu, operator tidak berpangku tangan. Bagi pelanggan yang tempat tinggalnya berlokasi di ujung jaringan pipa, Aetra membuat program investasi untuk menambah pemasangan booster pump (meningkatkan tekanan air) di beberapa titik strategis. Sehingga, debit air bisa diterima secara merata ke seluruh pelanggan. Selain itu, Aetra juga secara kontinyu melakukan pelacakan kebocoran pipa, baik yang terjadi akibat termakan usia maupun pencurian.
Lantas, bagi warga yang belum mendapat sambungan pipa, Aetra membangun sejumlah kios air di Marunda dan beberapa tempat lainnya di Jakarta Utara. Setiap hari, sejumlah truk tangki air memasok air bersih ke kios air tersebut. Tak terkecuali untuk mengantisipasi kekeringan, Aetra juga menyiagakan truk tangki untuk mendistribusikan air secara gratis ke warga dan pelanggan.
Ke depan, Aetra akan terus melakukan inisiatif inovatif untuk meningkatkan distribusi air kepada pelanggan, antara lain melalui penambahan serta pergantian pipa yang rusak, dan senantiasa memberikan edukasi kepada pelanggan akan pentingnya menjaga infrastruktur air yang ada.
Terkait soal peningkatan kualitas air bersih, kualitas pasokan air baku yang dipasok dari Jatiluhur saat ini justru semakin menghawatirkan. Perlu dicermati, akibat makin tingginya tingkat pencemaran yang terjadi di sepanjang Kanal Tarum Barat (Kalimalang) membuat operator harus mengeluarkan tenaga ekstra. Sebagai ilustrasi, beberapa tahun lalu, dengan tingkat pencemaran yang rendah, dengan sekitar 1.000 m3 air baku yang masuk ke mesin pengolahan, operator masih mampu memproduksi air bersih dengan jumlah yang sama dalam waktu standar.
Namun kini, dengan tingkat pencemaran yang semakin tinggi, air bersih yang bisa diproduksi maksimal hanya sebanyak 700 m3 dalam waktu standar. Berarti dalam waktu yang sama operator tidak dapat memproduksi volume air bersih yang sama. Pelaku pencemaran, khususnya di jalur distribusi air, seyogianya juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta. (Yon Parjiyono)
Di wilayah pesisir KALSEL, Ditilik dari rencana program sebenarnya Kecamatan Aluh- Aluh di pesisir Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan belum layak memperoleh layanan air minum. Namun mengingat masyarakat diwilayah ini selama masa kemerdekaan hingga kini belum menikmati layanan air bersih maka terpaksa Pemprov Kalsel merealisasikannya. Bangunan infrastruktur dan jaringan instalasi pipa saat ini tengah dikerjakan. Target awal 2010 masyarakat dari 3 Kecamatan di Kabupaten Banjar sudah bisa menikmati layanan air bersih.
Direktur Teknik PDAM Intan Banjar Budi Santoso menegaskan akhir tahun ini masyakarakat Kecamatan Aluh-Aluh bisa menikmati layanan air bersin melalui system perpipaan. Menurut dia, selain Kec. Aluh-Aluh. Dua Kecamatan lain yakni Kecamatan Beruntung Baru dan Kecamatan Tatah Makmur juga masuk wilayah yang akan mendapatkan layanan program air bersih.
“Asal mulanya, program ini hanya bagi masyarakat Kecamatan Aluh-Aluh saja. Tapi mengingat adanya pemekaran wilayah sehingga kedua Kecamatan itu juga berhak mendapatkan layanan yang sama,” Ungkap Budi Santoso, kemarin (22/10) di Kota Banjarmasin.
Untuk terwujudnya program layanan tersebut, Pemerintah Kota Banjarmasin bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar akan melaksanakan kerjasama atau Memorandum Of Understanding (MOU). Pelaksanaan MOU tersebut sedianya akan dilaksanakan Senin lalu disaksikan Menteri PU. Kurangnya persiapan menyebabkan acara tersebut menjadi tertunda.
“Isi kesepakatan kerjasama adalah penjualan air minum curah dari PDAM Bandarmasih (milik Pemkot Banjarmasin) kepada PDAM Intan Banjar (Milik Pemkab Banja. Infrastrukturnya kini tengah disiapkan,” tutur Direktur Teknik PDAM Intan Banjar.

Bangunan konstruksi reservoA berkapasitas 1000 m3/detik berikut perlengkapannya tengah dikebut. Konstruksinya mulai digarap Mei 2009 dengan dana APBN sebesar Rp 6 Miliar dan ditargetkan awal Desember tahun ini rampung. Target layanan mencapai 40 liter/detik. Diharapkan awal tahun 2010 program layanan air curah bisa operasional. Masyarakat calon pelanggan di 3 Kecamatan ini sudah sangat berharap kucuran air bersih dari program ini, tambah Budi.
Progress fisik konstruksi bangunan Reservoar Intan Banjar saat ini baru sekitar 80 persen. Pekerjaannya sempat terhalang oleh hujan. Saat pengecoran berlangsung turun hujan selama 3 hari. Meski terdapat kendala dirinya optimis akhir tahun (2009) bangunan (Booster) bisa dioperasikan, tambahnya.
Budi menjelaskan, dari reservoar Intan Banjar yang berlokasi di Desa Tambak Sirang, air curah yang berasal dari Reservoar PDAM Bandarmasih yang berlokasi di jalan Gerilya berkapasitas 2500 meter kubik (milik Pemkot Banjarmasih) akan disalurkan ke 3 Kecamatan yang membutuhkan. Pembangunan reservoir merupakan Proyek Program pengembangan system Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (SPAM-IKK)
Pihak PDAM Intan Banjar saat ini juga tengah merampungkan bangunan serupa (reservoir) berkapasitas 2500 M3 berikut bangunan laboratorium di Kota Banjar Baru. Selain itu, Balai Wilayah Sungai Kalimantan II saat ini tengah mengerjakan proyek pembangunan Intake Sei Tabuk II berkapasitas 500 liter/detik senilai Rp 2,5 Miliar Bangunan ini dimaksudkan untuk menambah cakupan layanan air bersih yang terus bertambah pelanggannya di Kota Banjarmasin. Proyek dijadwalkan rampung akhir tahun ini.
Satker Air Minum Propinsi Kalsel, Azan SY. Muaz, menilai kendala utama pengembangan air minum di wilayahnya. Pasalnya, tanah bergambut, sehingga tingkat kekeruhan dan warnanya sangat buruk (coklat kehitam-hitaman). Hingga kini baru 13 Kabupaten/kota (11 kabupaten, 2 kota) yang terlayani program layanan air bersih. Atau 12% dari total wilayah Kalsel.
Terkait dengan itu pihak Propinsi tahaun 2010 kembali mengusulkan dibangunnya 4 Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan alokasi anggaran sekitar Rp 16,8 Miliar. Adapun jaringan instalasi pipa diambil dari Pemda setempat. Masing-masing IPA berkapasitas 20liter/detik dengan sasaran 25 ribu Sambungan Rumah (SR).
“Tahun 2009, pihaknya telah membangun 3 IPA di 3 Kabupaten (Tapin, Kota Baru, Balongan) dengan dana APBN sebesar Rp 10 Miliar.Progres fisik 90% dan ditargetkan akhir tahun ini bisa beroperas,” ungkap Azani. (Sony ).
Di Pontianak, KESULITAN penduduk pesisir memperoleh air bersih selama ini segera terataasi. Proyek penyulingan air bersih yang mampu mengubah air asin yang bercampur lumpur menjadi air bersih siap minum menjadi harapan baru bagi warga terutama yang mengalami kesulitan mendapat air bersih.
Menurut berita kota, Senin siang (19/02) kemarain Bang Zul meninjau proyek penyulingan air asin yang didanai APBD Provinsi Kalbar di Kecamatan Selakau. Proyek senilai 2,1 milyar ini telah berhasil memproduksi air bersih siap minum sebanyak 4 ton per hari. Dengan dukungan teknologi dari USA dan Eropa proyek yang sebenarnya telah lama diterapkan di negara-negara Timur Tengah ini betul-betul dirasa sangat membantu kesulitan warga yang tinggal di daerah pesisir. Warga tiga desa di pesisir Kecamatan Selakau masing-masing Desa Bintunai, Sungai Nyirih dan Kuala kini tak perlu lagi berjalan puluhan kilometer untuk mencari air di hulu sungai ketika musim kemarau tiba.
Dengan menggunakan metode filter hyper membran instalasi penyulingan ini dapat mengubah air laut yang asin dan bercampur lumpur menjadi air bersih yang siap minum. Pada kesempatan ini Bang Zul menyempatkan diri meneguk segelas air yang diambil langsung dari keran.
Menurut Bang Zul hasilnya memang cukup luar biasa, dari segi aroma dan rasa benar-benar telah layak konsumsi. Hal ini memang memungkinkan dikarenakan penggunaan alat yang sudah canggih menurut keterangan supervisor proyek Khairul, ST. "Dengan teknik desalinisasi ini bakteri dan virus sekalipun terfilter airnya dijamin benar-benar steril, dan biaya produksinya murah" ujar sarjana teknik dari Malang ini. Dibangunnya instalasi pengolahan air asin menjadi air bersih siapa minum di Selakau ini merupakan proyek percontohan. Suksesnya pengoperasian ini tak lepas dari komitmen dan keseriusan Bang Zul sebagai wakil rakyat yang meminta Pemprov untuk merealisasikan proyek yang sangat diharap-harap warga ini. Hal ini diakui oleh Bang Zul berawal dari keprihatinan yang dirasakan olehnya pada saat meninjau warga yang tinggal di daerah pesisir Kalbar. "Saya merasa sedih melihat penderitaan warga yang mengalami kesulitan memperoleh air bersih, terlebih pada musim kemarau mereka harus berjuang keras hanya untuk memperoleh air yang merupakan kebutuhan dasar warga" ujar Bang Zul di sela-sela acara.
Rasa bahagia tampak terpancar dari raut muka warga yang menghadiri acara peninjauan proyek ini. Aspani 32, bapak tiga orang anak yang berprofesi sebagai petani ini merasa bersyukur sekali dengan dibangunnya instalasi penyulingan ini, sebab kesulitan yang selama ini menderanya dapat teratasi. "Dulu kami harus bersepeda sampai sepuluh kilo ke untuk cari air di Bukit Selindung untuk dapat air tawar, sekarang Alhamdulilah udah ada air bersih di sini" ungkapnya dengan mimik bahagia.
Sebagai Ketua DPRD yang juga calon kuat kandidat Gubernur Kalbar Bang Zul meminta kepada warga untuk dapat menjaga dan merawat fasilitas yang telah dibangun dengan dana milyaran rupiah ini. Pada acara dialog yang digelar usai peninjauan lokasi pengolahan air baku Bang Zul menyampaikan harapan dan himbauan kepada warga untuk menjadikan fasilitas yang telah dibangun ini untuk dijadikan stimulan bagi pembangunan wilayah pesisir. Selama ini dari pesisir identik dengan kekumuhan dan ketertinggalan, dengan adanya proyek serupa ini Bang Zul berharap ke depan daerah pesisir dapat lebih berkembang.
Menurut rencana proyek ini akan diterapkan di daerah-daerah pesisir yang memang mengalami kesulitan air bersih di seluruh Kalimantan Barat. Dalam waktu dekat dinas Pekerjaan Umum juga akan melakukan survey di Pulau Lemukutan. Masyarakat pesisir memang sangat berharap teknologi ini dapat secepatnya diterapkan di daerah-daerah mereka. Usai menggelar dialog singkat bersama Bang Zulwarga pun menyalami Sang Calon Kuat yang telah bersedia memperjuangkan hajat hidup mereka, lebih dari sekedar retorika. (pk/*)<>
Menurut rencana proyek ini akan diterapkan di daerah-daerah pesisir yang memang mengalami kesulitan air bersih di seluruh Kalimantan Barat. Dalam waktu dekat dinas Pekerjaan Umum juga akan melakukan survey di Pulau Lemukutan. Masyarakat pesisir memang sangat berharap teknologi ini dapat secepatnya diterapkan di daerah-daerah mereka. Usai menggelar dialog singkat bersama Bang Zulwarga pun menyalami Sang Calon Kuat yang telah bersedia memperjuangkan hajat hidup mereka, lebih dari sekedar retorika. (pk/*)
Pengelolaan air laut untuk konsumsi
Bagi daerah di kawasan jalur laut,ancaman abrasiserta ekspansi airlaut ke daratan memang bukan hal baru. Saat ini dalam radius dua hingga tiga kilometer pantai atau pertambakan banyak air sumur yang rasanya sudah payau.
Bahkan takmenutup kemungkinan dalam sepuluh tahun kedapan air laut, akan masuk ke daratan hingga 8-12 km dari bibir pantai dalam keadaan surut. Jika sudah demikian maka mau tak mau orang harus mengkonsumsi air yang sebenarnya tak lagi baik.
Padahal jika orang yang mau meminum air payau bahkan air laut maka efek yang diterima tubuh biasanya merugikan. Sebab dengan mengkonsumsi air laut atau payau bukannya menghilangkan rasa haus, melainkan justru dapat membuat kering tenggorokan akibat rasa asinnya yang getir.
Tapi kini berkat teknologi, air payau maupun asin (laut) pun dapat diteguk sebagai pelepas dahaga. Teknologi ini sangat tepat untuk daerah pesisir seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Tegal, Rembang, Jepara.
Dan mestinya pemerintah di kawasan seperti ini mesti mulai memerhatikan kondisi semacam ini. Tak hanya daerah pinggir laut saja, teknologi ini juga bisa dipasang di daerah perbukitan ketika sumber air bersih juga sudah mulai susah didapat.
Sebenarnya teknologi pengolahan air laut atau payau menjadi air tawar yang kemudian diolah menjadi air minum seperti ini sudah biasa dipakai di daerah-daerah pengolahan minyak lepas pantai maupun kapal-kapal pesiar. Namun untuk ditawarkan atau setidaknya diperkenalkan pada masyarakat pesisir memang belum pernah ada
Padahal penerapan teknologi semacam ini sudah sangat perlu. Apalagi bila melihat situasi abrasi air laut yang semakin lama menorobos ke air tanah. Ini tentu tidak ada salahnya jika teknologi itu mulai diwujudkan untuk kepentingan masyarakat.
Di negara Qatar, Kuwait, serta negara jazirah Arab lain sudah sangat biasa minum air laut yang diolah melalu teknologi semacam ini. Bahkan setelah diolah dengan alat ini kualitas airnya bisa lebih bagus dari air tanah yang biasa kita konsumsi. Contoh, bila air yang kita minum biasanya memiliki TDS (kadar terlarut padat) mencapai 120 ppm, air olahan memiliki TDS hanya 40 atau 75 ppm saja. Teknologi ini juga telah populer diterapkan di negara Singapura.
Di Indonesia, daerah yang telah menerapkan teknologi ini untuk mencukupi kebutuhan air bersih di masyarakat, yakni Nangroe Aceh Darusalam (NAD).
Pasca bencana tsunami membuat kebutahan air yang layak konsumsi memang sangat sulit didapat. Rambahan air laut yang masuk ke tanah mencapai radius lebih dari 25 kilolemeter dari bibir laut. Sehingga atas bantuan internasional diadakan alat pengolahan air laut menjadi air layak minum.
Fasilitas atau instalasi pemurnian air minum di NAD ini berada di Ulee Lhee dan merupakan satu-satunya fasilitas penyulingan air laut menjadi air siap minum yang ada di Indonesia. Instalasi pemurnian tersebut mampu mengolah 1.320 m3/hari dan menghasilkan air siap minum sebanyak 350 m3/hari. Dalam memenuhi kebutuhan air minum warga di Kecamatan Meuraxa instalasi penyulingan ini bekerja delapan jam setiap hari.
Disebut satu-satunya karena kebanyakan proses pengolahan dan pemurnian air laut yang selama ini ada sekadar membuat air menjadi tawar atau hanya proses desalinisasi saja. Beberapa jenisnya adalah distilasi yang berdasarkan penguapan, proses dengan menggunakan membran dan proses pertukaran ion.
Sistem Osmosis
Alur proses pemurnian air di daerah Ulee Lhee yang diterapkan sejak Februari 2005 ini memang berbeda. Pasalnya fasilitas di NAD tersebut menggunakan sistem osmosis balik dalam pemurniannya. Proses pengolahan air laut dengan teknologi ini telah terbukti mampu menyaring garam-garam dalam ukuran sangat kecil.
Dengan proses ini air laut langsung menjadi tawar dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Teknologi ini mampu mengolah setiap tetesnya melewati beberapa unit elemen mesin dengan proses penyaringan. Air laut melalui pipa dengan kedalaman satu meter dari permukaan laut disedot dengan pompa untuk disaring dan terlebih dahulu dipisahkan dari benda pengotor seperti partikel padatan, plangton, pasir, dan lainya. Proses kerjanya alat ini memang cukup rumit dan sangat detail.
Dalam unit sand filtered water tank air laut disaring dari pasir yang ikut terbawa dalam air setelah terbebas dari partikel pengotor air ditampung dalam sebuah tangki, backwash water tank. Agar air dapat benar-benar bersih maka perlu beberapa tahap penyaringan, pada elemen cartridge filter air laut kembali disaring. Ini merupakan proses penyaringan akhir untuk partikel padatan dan mampu menyaring partikel dengan ukuran terkecil sekalipun.
Komponen utama instalasi pemurnian air ini adalah mesin Reverse osmosis. Ini terdiri dari dua mesin yaitu Reverse osmosis I dan Reverse osmosis II. Di dalam unit ini air tawar dan air asin dipisahkan dengan menggunakan membran semi permiabel. Aliran air akan berbalik yakni dari air asin ke air tawar melalui membran semi perniabel bila diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosisnya.
Di dalam unit ini air dimurnikan. Semula yang berasa asin dapat dinetralkan sehingga menjadi tawar. Mesin ini dengan memanfaatkan membran yang dapat mengikat ion-ion penyebab rasa asin sehingga diperoleh air tawar. Pada Reverse osmosis I, air dapat ditawarkan menjadi air murni 90 persen dan diperoleh air yang benar-benar murni pada Reverse osmosis II. Sementara ampas dari hasil sisa garam kembali dibuang ke laut.
Air yang dihasilkan instalasi pemurnian ini memiliki kandungan mineral yang dibutuhkan tubuh. Kandungan mineral yang dihasilkan dari fasilitas pemurnian ini memakai standar internasional jadi aman dikonsumsi untuk masyarakat. Proses sterilisasi untuk membasmi kuman dan mikroorganisme pemurnian air tersebut menggunakan klorin dengan konsentrasi tertentu. Kandungan klorin diperiksa setiap harinya. Kandungan klorin yang digunakan masih di bawah standar yaitu 0,2 ppm.
Tanpa Masak
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sejak pertengahan 2004 telah memperkenalkan teknologi pengolahan air laut (asin) atau air sungai menjadi air minum yang siap dikonsumsi tanpa melalui proses pemasakan.
Alat pengolah air minum yang dipakai di Kaltim tersebut diproduksi Korea dan merupakan teknologi siap minum tanpa menambahkan zat kimia di dalamnya. Melalui teknologi tersebut, dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi krisis air bersih atau air minum yang dialami oleh sejumlah penduduk yang tinggal di kawasan pantai atau kesulitan mendapat air bersih.
Alat pengolah air minum ini sendiri ada berbagai tipe dengan kapasitas produksi pengolah mulai 25.000 liter/ hari hingga 60 ribu liter/ hari.
Harga setiap unit pengolahan air minum itu juga bervariasi, disesuaikan dengan kapasitas dan tipe mesin pengolah, yakni mulai Rp 1 miliar sampai Rp 6,2 miliar dengan penggunaan tenaga listrik sekitar 20 kilo watt. Namun memang harus diakui pengadaan fasilitas pemurnian air asin yang menghasilkan air siap minum membutuhkan dana yang cukup besar. Fasilitas pemurnian ini menggunakan mesin yang digerakkan oleh generator diesel dan solar bahan bakarnya.
Alat pengolah air minum ini sendiri ada berbagai tipe dengan kapasitas produksi pengolah mulai 25.000 liter/ hari hingga 60 ribu liter/ hari. Sedangkan harga setiap unit pengolahan air minum itu juga bervariasi. Ini disesuaikan dengan kapasitas dan tipe mesin pengolah. Tetapi melihat kondisi air di Kota Semarang, Tegal, Surabaya maupun Jakarta, tidak ada salahnya jika pemerintah mulai memikirkan sejak sekarang demi pelayanan kepada masyarakat. (Aria Furisan-80)

DRAINASE adalah istilah untuk tindakan teknis penanganan air kelebihan yang disebabkan oleh hujan, rembesan, kelebihan air irigasi, maupun air buangan rumah tangga, dengan cara mengalirkan, menguras, membuang, meresapkan, serta usaha-usaha lainnya, dengan tujuan akhir untuk mengembalikan ataupun meningkatkan fungsi kawasan. Secara umum sistem drainase merupakan suatu rangkaian bangunan air yang berfungsi mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan.
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Secara fungsional, sulit dipisahkan secara jelas antara sistem drainase dan sistem pengendalian banjir. Genangan yang terjadi sehubungan dengan aliran di saluran drainase akibat hujan lokal terhambat masuk ke saluran induk dan/atau ke sungai, sering juga disebut banjir. Membedakan genangan akibat luapan sungai dengan genangan akibat hujan lokal yang kurang lancar mengalir ke sungai, seringkali mengalami kesulitan.Permasalahan Drainase di Wilayah Perkotaan. Perkotaan merupakan pusat kegiatan manusia, pusat produsen, pusat perdagangan, sekaligus pusat konsumen.
Di wilayah perkotaan tinggal banyak manusia sehingga terdapat banyak fasilitas umum, transportasi, komunikasi dan sebagainya. drainase di wilayah perkotaan menerima tidak hanya air hujan, tetapi juga air buangan (limbah) rumah tangga, dan mungkin juga limbah pabrik.Hujan yang jatuh di wilayah perkotaan kemungkinan besar terkontaminasi ketika air itu memasuki dan melintasi atau berada di lingkungan perkotaan. Sumber kontaminasi berasal dari udara (asap, debu, uap, gas), bangunan dan/atau permukaan tanah, dan limbah domestik yang mengalir bersama air hujan. Setelah melewati lingkungan perkotaan, air hujan dengan atau tanpa limbah domestik, membawa polutan ke badan air.
Sumber penyebab utama permasalahan drainase adalah peningkatan/pertumbuhan jumlah penduduk. Urbanisasi yang terjadi di hampir seluruh kota besar di Indonesia akhir-akhir ini menambah beban daerah perkotaan menjadi lebih berat.
Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan peningkatan infrastruktur perkotaan seperti perumahan, sarana transportasi, air bersih, prasarana pendidikan, dan lain-lain. Di samping itu peningkatan penduduk selalu juga diikuti dengan peningkatan limbah, baik limbah cair maupun padat (sampah).
Kebutuhan akan lahan untuk permukiman maupun kegiatan perekonomian akan semakin meningkat sehingga terjadi perubahan tataguna lahan yang mengakibatkan peningkatan aliran permukaan dan debit puncak banjir. Besar kecil aliran permukaan sangat ditentukan oleh pola penggunaan lahan, yang diekspresikan dalam koefisien pengaliran yang bervariasi antara 0,10 (hutan datar) sampai 0,95 (perkerasan jalan). Hal ini menunjukkan bahwa pengalihan fungsi lahan dari hutan menjadi perkerasan jalan bisa meningkatkan debit puncak banjir sampai 9,5 kali, dan hal ini mengakibatkan prasarana drainase yang ada menjadi tidak mampu menampung debit yang meningkat tersebut.
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai, sehingga kapasitas/kemampuan mengalirkan air dari sungai dan saluran drainase menjadi berkurang.
Perubahan fungsi lahan dari hutan (kawasan terbuka) menjadi daerah terbangun (kawasan perdagangan, permukiman, jalan dan lain-lain) juga mengakibatkan peningkatan erosi. Material yang tererosi, terbawa serta ke dalam saluran dan sungai sehingga turut mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan.
Oleh sebab itu, setiap perkembangan kota harus diikuti dengan evaluasi dan/atau perbaikan sistem secara menyeluruh, tidak hanya pada lokasi pengembangan, tetapi juga daerah sekitar yang terpengaruh.
Sebagai contoh, pengembangan suatu kawasan permukiman di daerah hulu suatu sistem drainase, maka perencanaan drainasenya tidak hanya dilakukan pada kawasan permukiman tersebut, tetapi sistem drainase di hilir juga harus dievaluasi dan/atau diredesain jika diperlukan. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka instansi atau pengembang yang terlibat harus mampu menjamin (secara teknis) bahwa air dari kawasan yang dikembangkan tidak mengalami perubahan dari sebelum dan sesudah pengembangan. Cara lain yang dapat ditempuh adalah pengembang harus menyediakan di kawasan pengembangan tersebut, resapan-resapan buatan seperti sumur resapan, kolam resapan, kolam tandon sementara dan sebagainya.
Permasalahan Drainase Kota di Kawasan Pesisir Pantai Kota-kota besar di Indonesia sebagian besar terdapat di wilayah pesisir pantai. Permasalahan drainase di kota-kota pesisir pantai biasanya lebih rumit dibandingkan dengan permasalahan drainase perkotaan secara umum.
Permasalahan drainase khususnya kota pantai, bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan antara lain peningkatan debit, penyempitan dan pendangkalan saluran, reklamasi, amblasan tanah, limbah cair dan padat (sampah), dan pasang surut air laut.
Amblasan tanah (land subsidence) yang terjadi di banyak kota pantai mengakibatkan genangan banjir makin parah. Amblasan tanah ini disebabkan terutama oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, yang mengakibatkan beberapa bagian kota berada sama tinggi dan bahkan di bawah muka air laut pasang. Akibatnya sistem drainase gravitasi akan terganggu, bahkan tidak bisa bekerja tanpa bantuan pompa. Bahkan di beberapa tempat dapat menyebabkan genangan permanen dari air pasang yang biasa dikenal sebagai banjir rob.
Penerapan konsep drainase pengatusan di daerah pedalaman sering menimbulkan/menambah permasalahan di wilayah pesisir, karena terjadi akumulasi debit di saluran primer.
Dapat disimpulkan bahwa selain penyebab secara umum seperti tingginya curah hujan dan perubahan tataguna lahan, penyebab lainnya yang menimbulkan permasalahan drainase di kota-kota yang terletak di kawasan pesisir pantai adalah :
ü Kemiringan saluran drainase yang sangat kecil di kawasan yang hampir datar menyebabkan kecepatan aliran cukup kecil dan sering terjadi pengendapan lumpur yang mengurangi kapasitasnya.
ü Gelombang pasang-surut air laut (rob) yang membentuk semacam tembok penghalang di hilir saluran dan muara sungai sehingga terjadi aliran balik (back water curve).
ü Banyaknya endapan di muara sungai (sebagai saluran drainase primer) menyebabkan kapasitas alirannya berkurang. Kondisi ini diperparah lagi dengan banyaknya sampah dari warga kota yang dibuang ke saluran dan sungai.
ü Reklamasi dan pembangunan di daerah pantai sering tidak memperhatikan kondisi topografi sehingga mengakibatkan hambatan aliran ke laut, sehingga menimbulkan kawasan-kawasan genangan yang baru.
ü Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi di kawasan perkotaan, turut pula bertumbuh kawasan permukiman yang tidak beraturan. Rumah dibangun di atas saluran, dan pembuangan limbah langsung ke saluran yang ada di bawahnya. Hal ini menghambat upaya pemeliharaan saluran dan mengurangi kapasitas alirannya.
Perkotaan, turut pula bertumbuh kawasan permukiman yang tidak beraturan. Rumah dibangun di atas saluran, dan pembuangan limbah langsung ke saluran yang ada di bawahnya. Hal ini menghambat upaya pemeliharaan saluran dan mengurangi kapasitas alirannya.
Permasalahan di atas masih diperberat lagi dengan kurangnya perhatian dari berbagai pihak dalam mengatasi masalah secara bersama dan proporsional, adanya perbedaan kepentingan drainase dengan prasarana lain seperti jalan, jaringan bangunan bawah tanah, jaringan perpipaan air bersih, telkom, listrik dan sebagainya, serta kurangnya kepastian hukum dalam mengamankan fungsi prasarana drainase, maupun adanya sementara pihak yang tidak mengetahui ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Kualitas manajemen suatu kota tercermin dari kualitas sistem drainase di kota tersebut. Sistem drainase yang kurang baik menyebabkan terjadinya genangan air di berbagai tempat sehingga lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit, yang pada akhirnya bukan hanya menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, tetapi dapat juga menggangu kegiatan transportasi, perekonomian dan lain-lain.
Upaya Mengatasi Permasalahan Drainase Kota di Kawasan Pesisir Pantai
Sampai saat ini drainase sering diabaikan dan direncanakan seolah-olah bukan pekerjaan penting. Seringkali pekerjaan drainase hanya dianggap sekedar pembuatan got, padahal pekerjaan drainase terutama di perkotaan bisa merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks, sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Jika perencana jembatan harus dapat menjawab pertanyaan tentang berapa maksimum beban kendaraan yang bisa melintasi jembatan yang direncanakannya, maka perencana drainase harus dapat menjawab pertanyaan tentang besar intensitas curah hujan ataupun periode ulang yang diterapkan dalam perencanaan, seberapa besar peluang kapasitas saluran tidak mampu menampung debit aliran akibat hujan, daerah mana saja yang merupakan daerah layanan saluran (langsung maupun tidak langsung), apakah dengan saluran yang baru ini tidak akan terjadi pencemaran air tanah, apakah tidak akan menimbulkan masalah di kawasan bagian hilir, apakah koefisien limpasan sudah disesuaikan dengan peruntukkan lahan di kemudian hari (sesuai rencana tata ruang), apakah sudah memperhitungkan adanya pengaruh air balik (back water curve), dan berbagai pertanyaan lainnya.
Bagaimana menata/mengelola sistem drainase kota ???
Melalui suatu rangkaian kegiatan yang disingkat dengan SIDLACOM (Survey, Investigasi, Desain, Pembebasan Lahan, Pembangunan, Operasi dan Pemeliharaan).Pada tahapan SID, perencana menyusun terlebih dulu suatu Master Plan yang kemudian diikuti dengan Analisa Kelayakan dan Detailed Engineering Design.
Master plan drainase merupakan suatu rencana induk sistem drainase yang memberikan arahan yang jelas tentang penanganan masalah drainase secara terpadu, desain tipikal dari prasarana drainase, prioritas penanganan/pembangunan, perkiraan biaya, pedoman operasional dan pemeliharaan dan sebagainya.
Seingat penulis, sejak beberapa tahun yang lalu Kota Manado sudah punya master plan drainase kota yang dibuat oleh Bappeda Kota Manado, master plan drainase kota yang dibuat oleh Sub-Dinas Cipta Karya Dinas PU Provinsi, dan master plan pengendalian daya rusak air Kota Manado yang dibuat oleh Dinas Sumber Daya Air Provinsi).
Master plan adalah suatu karya di atas kertas berupa laporan dan gambar, yang tentunya akan mubazir apabila tidak dimanfaatkan dan dilanjutkan dengan suatu desain rinci (DED), dan implementasi di lapangan.
Operasional prasarana drainase merupakan usaha untuk memanfaatkan prasarana drainase secara optimal (melalui pengoperasian pintu air, penyuluhan dan lain-lain), sedangkan pemeliharaan prasarana drainase merupakan usaha untuk menjaga agar prasarana drainase berfungsi dengan baik selama mungkin (melalui pengamanan, perawatan, perbaikan).
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan drainase kota di kawasan pesisir pantai:
ü Reklamasi pantai harus dapat menjamin kemiringan topografi kawasan agar tidak menimbulkan daerah-daerah rawan genangan yang baru. Alternatif lainnya adalah dengan menyediakan akses drainase ke laut berupa saluran-saluran terbuka yang kapasitasnya sudah melalui perencanaan yang mantap.
ü Bagian hilir saluran drainase harus direncanakan mampu mengatasi masalah back water curve. Jika diperlukan, harus dibuat konstruksi penahan pasang surut air laut seperti pintu air yang dibantu oleh kolam tandon dan pompa air, atau membangun tanggul/tembok di sepanjang kiri kanan muara sungai/saluran.
ü Program normalisasi sungai yang memperlebar dan memperdalam alur sungai merupakan cara yang paling tepat untuk mengatasi penyempitan dan pendangkalan/penyumbatan di hilir/muara sungai.
ü Meningkatkan upaya non-struktur seperti penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga prasarana drainase, serta penegakan hukum terhadap kegiatan yang merusak prasarana drainase dan menghambat upaya pemeliharaan drainase.
ü Barangkali sudah waktunya dipikirkan pembuatan peraturan penarikan retribusi sistem drainase mengingat banyaknya kebutuhan pendanaan untuk suatu kota sehingga subsidi untuk drainase mulai dikurangi sejak sekarang. Selain itu, sistem drainase kota melayani pembuangan limbah cair di musim kemarau sehingga wajar jika pemerintah menarik retribusi atas pelayanan yang diberikan. Keberadaan sistem drainase sanggup menaikkan nilai tanah dan bangunan, sehingga sewajarnya jika pemerintah mendapatkan bagian guna membangun dan memelihara sistem drainase.
Kasus Khusus: Drainase di Kawasan Boulevard di Kota ManadoJalan Piere Tendean (lebih dikenal dengan Boulevard) dan kawasan perdagangan di sebelah barat jalan tersebut, dulunya adalah bagian dari pantai Teluk Manado, yang direklamasi secara bertahap. Pantai ini dulunya menjadi lokasi pembuangan akhir dari saluran-saluran drainase kota.
Pembangunan jalan Piere Tendean diikuti dengan pembuatan saluran drainase di sisi timur jalan dan beberapa gorong-gorong yang memotong jalan. Saluran di sisi timur jalan hanya berfungsi menampung air dari saluran-saluran drainase kota untuk kemudian didistribusikan ke gorong-gorong, dan sebagiannya lagi dialirkan ke sungai Sario. Keberadaan saluran ini tidak efektif mengingat kemiringan dasar saluran yang sejajar pantai adalah relatif datar, sehingga aliran akan terhambat. Seyogyanya saluran-saluran drainase kota harus dilanjutkan dengan gorong-gorong langsung ke arah laut.
Reklamasi pantai menjadi kawasan perdagangan di sebelah barat jalan Piere Tendean menyebabkan diikuti dengan penutupan sebagian gorong-gorong di jalan tersebut. Elevasi lahan reklamasi dibuat lebih tinggi dari Jalan Piere Tendean dan kemiringannya ke arah jalan tersebut. Ini sama dengan menambah luas catchment area dari saluran di jalan Piere Tendean. Saluran pembuang yang melewati kawasan perdagangan ini saling berjarak relatif cukup jauh dan dibuat tertutup.
Akibat dari semua keadaan ini, pada saat hujan cukup deras, saluran di sisi Jalan Piere Tendean, gorong-gorong dan saluran tertutup di kawasan reklamasi tidak mampu menampung dan menyalurkan air hujan dan terjadilah genangan air di sebagian ruas jalan Piere Tendean. Kawasan permukiman yang dulunya bebas dari genangan (Kampung Pondol, Kampung Kakas, Kampung Tomohon, dan sekitarnya) sekarang telah berubah menjadi lokasi rawan genangan.


BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.
Air merupakan unsur utama bagi mhidup kita di planet bumi ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air merupakan sumber daya yang paling penting dalam kehidupan manusia maupun mahluk tuhan lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa cukup terbatas bahkan di beberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari kualitas lingkungn hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dll.
Kebutuhan air bersih perkapita di tiap Negara berbeda sesuai dengan kondisi Negara masing. Kebutuhan air rata-rata di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat sebesar 836 liter/ orang/ hari, Jepang 444 liter/orang/hari, inggris 347 liter/orang/hari, dan prancis 330 liter/orng/hari, sedangkan di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia baru mencapai 103 liter/orang/hari di daaerah pekotaan dan di daerah pedesaan sebesar 63 liter/orang/hari(agustini,2003).
Cakupan sarana dan cakupan kualitas pada air bersih dan air minum di tahun 2002-2005 mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan adanya gangguan-gangguan atau peristiwa bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kebakaran dan faktor-faktor lainnya seperti terjadi pencemaran badan air baik dari limbah rumah tangga, industri maupun dari pertanian yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pasa sarana air bersih dan terjadinya pencemaran pada air minum.(Aspek Kesehatan Air Bersih,Anwar Daud).
Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Tidak semua daerah mempunyai sumberdaya air yang baik. Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di muara sungai atau di tengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air bersih, sehingga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air bersih terutama pada musim kemarau panjang. Kualitas air tanahnya sangat bergantung dari curah hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Pencemaran kualitas air tanah akibat dari kontaminasi air laut disebut intrusi. Ciri adanya intrusi air laut adalah air tanah yang terasa payau atau mengandung kadar garam khlorida dan TDS (Total Dissolved Solid) yang tinggi. Sumber air yang terdapat di daerah-daerah seperti itu umumnya berkualitas buruk (payau atau asin, yaitu TDS > 3000 ppm), baik air tanahnya maupun air permukaannya.
Untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut diperlukan penerapan teknologi pengolahan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku, kondisi sosial, budaya, ekonomi dan SDM masyarakat setempat. Instalasi Pengolahan Air Payau dengan sistem Reverse Osmosis (IPA RO) merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Rencana pengembangan sarana air bersih diusulkan sesuai satuan wilayah sungai mengingat saat ini kabupaten/kota di Jawa Timur lebih banyak memanfaatkan sungai untuk sumber air bersih, serta pertimbangan ekologis untuk menyesuaikan dengan konsep “one river one plan” sehingga meskipun sumber air dieksploitasi tetap harus disesuaikan dengan daya dukungnya. Untuk itu upaya konservasi air, tanah untuk melindungi keseimbangan tata hidrologi serta melindungi sumber-sumber air merupakan upaya yang harus dilakukan terus menerus. Untuk pemanfaatan sungai sebagai sumber air bersih harus selalu diingat daya “self purification” atau kemampuan sungai untuk mengadakan pemurnian sendiri terhadap polutan-polutan yang masuk ke badan sungai. Hal ini harus disadari mengingat yang terjadi saat ini adalah sungai selain sebagai sumber air baku, air bersih juga menjadi outlet pembuangan limbah.
Untuk menyuplai air bersih kepada warga yang kekurangan air, PDAM Kabupaten Cirebon setiap hari mengirimkan air lewat tangki secara serentak. Daerah yang menjadi sasaran tak hanya daerah yang menjadi konsentrasi pelanggan PDAM, tetapi juga daerah yang belum terjangkau fasilitas PDAM.
Sayangnya, bantuan air ke daerah kering tersebut tak bisa dilakukan setiap hari. Menurut warga di Bungko Lor dan Karangkendal, suplai air hanya dilakukan dua hari sekali, bahkan kadang sepekan sekali. Ade Kusnindar, Kepala Bagian Hubungan Pelanggan PDAM Kabupaten Cirebon, menyatakan, pasokan air untuk kebutuhan pengolahan di pengolahan air PDAM Kumpulkwista hanya dilakukan sembilan hari sekali. "Tempat pengolahan kami ada di hilir sehingga sering kali air habis sebelum sampai karena disedot di hulu untuk kebutuhan pertanian," ujar Ade. (NIT).
Kebutuhan air bersih di DKI Jakarta yang dipenuhi dari air PAM Jaya hanya 51,25 persen, sisanya 48,75 persen dipenuhi air bawah tanah dan air permukaan. Akibat pertambahan penduduk, pengambilan air bawah tanah makin intensif yang akan berdampak pada penurunan muka tanah dan intrusi air laut.
Di wilayah pesisir yang terpengaruh pasang surut, penyediaan air baku air minum berkualitas baik menjadi masalah besar. Karena umumnya teknologi pengolahan air minum yang digunakan PAM dirancang untuk mengolah air baku tawar. Untuk mengatasi intrusi dan penurunan muka tanah, Nusa berpendapat harus dilakukan pemulihan kembali dengan teknik penyuntikan air ke sumur bawah tanah. Saat ini dengan asumsi penduduk Jakarta hampir 10,5 juta, pengambilan air tanah mencapai 200 juta meter kubik per tahun.
Untuk mengisi kembali air tanah sebagai cadangan air, perlu dilakukan gerakan nasional pembangunan sumur resapan air hujan di perumahan atau permukiman. Selain di pekarangan rumah penduduk, sumur resapan dapat dibangun di taman permukiman, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya. (yun).
Selain itu layanan air minum (air bersih) hingga saat ini ternyata masih belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat kota dan desa. Malah ironisnya, baru sekitar 7 persen saja penduduk pedesaan yang menikmati fasilitas air minum tersebut. Sedangkan penduduk perkotaan masih di bawah 50 persen, atau tepatnya hanya 39,9 persen.
"Layanan air minum, baik di perkotaan maupun pedesaan, masih sangat rendah. Karena itu, Departemen PU mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penyediaan air minum sekitar Rp 856,7 miliar pada 2010," ungkap Menteri PU Djoko Kirmanto, dalam rapat kerja dengan Panitia Ad Hoc (PAH) IV DPD RI, Rabu (1/6).
Di wilayah pesisir KALSEL, Ditilik dari rencana program sebenarnya Kecamatan Aluh- Aluh di pesisir Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan belum layak memperoleh layanan air minum. Namun mengingat masyarakat diwilayah ini selama masa kemerdekaan hingga kini belum menikmati layanan air bersih maka terpaksa Pemprov Kalsel merealisasikannya. Bangunan infrastruktur dan jaringan instalasi pipa saat ini tengah dikerjakan. Target awal 2010 masyarakat dari 3 Kecamatan di Kabupaten Banjar sudah bisa menikmati layanan air bersih.
Menurut berita kota, Senin siang (19/02) kemarain Bang Zul meninjau proyek penyulingan air asin yang didanai APBD Provinsi Kalbar di Kecamatan Selakau. Proyek senilai 2,1 milyar ini telah berhasil memproduksi air bersih siap minum sebanyak 4 ton per hari. Dengan dukungan teknologi dari USA dan Eropa proyek yang sebenarnya telah lama diterapkan di negara-negara Timur Tengah ini betul-betul dirasa sangat membantu kesulitan warga yang tinggal di daerah pesisir. Warga tiga desa di pesisir Kecamatan Selakau masing-masing Desa Bintunai, Sungai Nyirih dan Kuala kini tak perlu lagi berjalan puluhan kilometer untuk mencari air di hulu sungai ketika musim kemarau tiba. Dengan menggunakan metode filter hyper membran instalasi penyulingan ini dapat mengubah air laut yang asin dan bercampur lumpur menjadi air bersih yang siap minum.
Dengan mengkonsumsi air laut atau payau bukannya menghilangkan rasa haus, melainkan justru dapat membuat kering tenggorokan akibat rasa asinnya yang getir.
Tapi kini berkat teknologi, air payau maupun asin (laut) pun dapat diteguk sebagai pelepas dahaga. Teknologi ini sangat tepat untuk daerah pesisir seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Tegal, Rembang, Jepara.
Dan mestinya pemerintah di kawasan seperti ini mesti mulai memerhatikan kondisi semacam ini. Tak hanya daerah pinggir laut saja, teknologi ini juga bisa dipasang di daerah perbukitan ketika sumber air bersih juga sudah mulai susah didapat.
Sebenarnya teknologi pengolahan air laut atau payau menjadi air tawar yang kemudian diolah menjadi air minum seperti ini sudah biasa dipakai di daerah-daerah pengolahan minyak lepas pantai maupun kapal-kapal pesiar. Namun untuk ditawarkan atau setidaknya diperkenalkan pada masyarakat pesisir memang belum pernah ada
Padahal penerapan teknologi semacam ini sudah sangat perlu. Apalagi bila melihat situasi abrasi air laut yang semakin lama menorobos ke air tanah. Ini tentu tidak ada salahnya jika teknologi itu mulai diwujudkan untuk kepentingan masyarakat.
Di negara Qatar, Kuwait, serta negara jazirah Arab lain sudah sangat biasa minum air laut yang diolah melalu teknologi semacam ini. Bahkan setelah diolah dengan alat ini kualitas airnya bisa lebih bagus dari air tanah yang biasa kita konsumsi. Contoh, bila air yang kita minum biasanya memiliki TDS (kadar terlarut padat) mencapai 120 ppm, air olahan memiliki TDS hanya 40 atau 75 ppm saja. Teknologi ini juga telah populer diterapkan di negara Singapura.
Di Indonesia, daerah yang telah menerapkan teknologi ini untuk mencukupi kebutuhan air bersih di masyarakat, yakni Nangroe Aceh Darusalam (NAD).
Pasca bencana tsunami membuat kebutahan air yang layak konsumsi memang sangat sulit didapat. Rambahan air laut yang masuk ke tanah mencapai radius lebih dari 25 kilolemeter dari bibir laut. Sehingga atas bantuan internasional diadakan alat pengolahan air laut menjadi air layak minum.
Fasilitas atau instalasi pemurnian air minum di NAD ini berada di Ulee Lhee dan merupakan satu-satunya fasilitas penyulingan air laut menjadi air siap minum yang ada di Indonesia. Instalasi pemurnian tersebut mampu mengolah 1.320 m3/hari dan menghasilkan air siap minum sebanyak 350 m3/hari. Dalam memenuhi kebutuhan air minum warga di Kecamatan Meuraxa instalasi penyulingan ini bekerja delapan jam setiap hari.
Disebut satu-satunya karena kebanyakan proses pengolahan dan pemurnian air laut yang selama ini ada sekadar membuat air menjadi tawar atau hanya proses desalinisasi saja. Beberapa jenisnya adalah distilasi yang berdasarkan penguapan, proses dengan menggunakan membran dan proses pertukaran ion.
DAFTAR PUSTAKA
· Daud, Anwar,2008, Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih,Makassar.
· Air Laut untuk Konsumsi Bisakah? Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki luas wilayah 5.193.252 km2 dua per tiga luas wilayahnya merupakan lautan, yaitu..
·
Teknologi Pengolahan Air Sumur Untuk Air Minum Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat...
· Sumber:
www.rshydro.co.uk//. Diakses tanggal 25-6-2007: 05.00 WIB
·
www.cwneal.com//. Diakses tanggal 25-6-2007:05.00 WIB
·
www.krisisairbersihdikawasancerebon
· www.sistempenyediaanairbersih
·
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0306/20/nasional/382038.htm
· www.Drainasedikawasanpesisirpantai
· www.InstalasiPengelolaanAirSistemReverseOsmosis
· www.airbersihdikawasanpesisirpantaiwww.sistempengelolaanairbesihZOEFILTWATERTREATMENT
Oleh :
Kelompok I
Dinda febriantika.B
Amriati
Irsan ahmad
Aswadi
Ema widiatmi Ismail

43 komentar:

Anonim mengatakan...

Nama: Andi Haerani
NIM : 70200106072
kelompok V
Assalamu alaikum....
1. Dari keunggulan IPA RO seakan-akan tidak ada lagi alasan untuk tidak merealisasikannya di daerah pesisir. sejauh mana kendala sehingga wilayah pesisir belum semuanya tersentuh dengan IPA RO apalagi jika ditinjau suplai air bersih di wilayah pesisir masih ketinggalan dibandingkam di kota?
2. Apa alasannya sehingga teknologi pengolahan air laut atau payau menjadi air tawar hanya di pakai di daerah-daerah pengolahan minyak lepas pantai maupun kapal-kapal pesiar, Namun tidak di tawarkan ataupun tidak diperkenalkan pada masyarakat pesisir?

Anonim mengatakan...

Nama : Ariyanti Husain
NIM : 70200106073
kelompok VI

Assalamu alaikum.....
Berdasarkan isi makalah yang anda sajikan,
yang ingin saya tanyakan yakni mengenai masalah sistem pengolahan air dengan IPA RO.
setiap pengolahan pasti membutuhkan yang namanya air baku sebagai salah satu bahan utama untuk dilakukan pengolahan.pertanyaannya :
1. apakah air baku yang dibutuhkan memiliki standar kualitas atau kuantitas sebelum dilakukan pengolahan manjadi air bersih/air minum?
2. bagaimana jika air laut diketahui telah tercemar, apakah masih bisa menggunakan sistem pengolahan dengan IPA RO dan jika iya,....apakah itu mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan (misalnya hanya layak digunakan sebagai air bersih/air minum)???

Anonim mengatakan...

Risnawati Anwas (70200106063)/KLP III

Assalamu alaikum.......
saya sangat tertarik dengan makalah yang kelompok anda sajikan. Namun, ada beberapa hal yang ingin saya ketahui lebih lanjut,
1. Sebenarnya, bagaimana kondisi ketersediaan air bersih di daerah pesisir saat ini???
2. Seberapa besar kontribusi kondisi hidrologis daerah pesisir terhadap status kesehatan masyarakat di daerah tersebut???

Anonim mengatakan...

nama:muarifa muslimin
nim: 70200106083
kelompok IV

assalamualaikum...
makalahnya bagus, cuma ada beberapa hal yang membuat saya kurang begitu paham mengnai teknik atau cara pengolahan air bersih d kawasan pantai pesisir tersebut.
yang ingin sy tanyakn juga, mengenai air bersih yg diperoleh dari teknik2 pengolahan air tersebut, apakah d peruntukkan jg untuk tanaman atau biota2 yg ada d sekitar...
trus apakah ada teknik yg paling mudah dan praktis serta menghemat biaya dalam penyediaan/pengelolaan air besih, setidaknya yang bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat skitar pesisir, karna seperti yg qt kethui, umumnya masyarakat skitar pesisir itu bertaraf ekonomi rendah.??

Anonim mengatakan...

Nama :Risno
Nim :70200106042

saya ingin memberikan tanggapan/masukan bahwa air hujan umumnya steril/layak di komsumsi langsung oleh manusia tampa pengolahan terlebih dahulu namun kerena adanya zat zat polutan yang ada di udara,hal ini yang mengakibatkan air hujan tidak layak di komsumsi langsung.dan di setiap wilayah berbeda beda kandungan zat polutan tergantung dari dari kondisi wilayah tersebut.misalnya polutan wilayah perkotaan dan posisir.

Anonim mengatakan...

Nama :Risno
Nim :70200106042
Tambahan... polutan jenis apa saja yang dapat mencemari air baku yang diambil dari atau berasal dari sungai..?

Anonim mengatakan...

nama: Dina fauziah bahtiar
nim : 70200106004
kelompok I

assalmualaikum
berdasarkan dari makalah yang anda sajikan saya menemukan sebuah kalimat yang menyatakan bahwa Air hujan biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.Pertanyaan saya jika tidak terdapat pencemaran apakah air tersebut sah-sah saja untuk di konsumsi dan apakah tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan jika air hujan tersebut dijadikan sebagai air minum?

Anonim mengatakan...

nama :abd majid hr lagu
nim :70200106070
kelompok : IV
Assalamualaikum Wr.wb.
makalah anda cukup bagus hanya saja kesimpulannya terlalu panjang dan tidak sinerji dengan tujuan yang anda cantumkan sebelumnya.ada beberapa hal yang ingin saya diskusikan yaitu :
1. selain dengan menggunakan teknologi adakah metode alami untuk memperoleh air bersih dikawasan pantai pesisir?
2. sejauh mana peran pemerintah dalam memberikan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan air bersih di kawasan pantai pesisir.

Anonim mengatakan...

MAKALAH INI TERLALU PANJANG SEHINGGA MEMBUAT PEMBACA MENJADI BOSAN

Anonim mengatakan...

Nama:ASMAWATI
Nim :70200106028

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia.Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan,sebagaimana kita ketahui bahwa di daerah pesisir pantai sangat sulit mendapatkan air bersih.Yang ingin saya tanyakan Bagaimana pendapat anda mengenai kurangnya penyediaan air bersih di daerah pesisir pantai dan jelaskan kendala-kendala apa sajakah yang di alami penduduk di daerah tersebut mengenai kurangnya penyediaan air bersih??

Anonim mengatakan...

Nama:SAHRIANI
NIM :70200106044

Assalamu alaikum.wr.wb.

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat,penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat,yang ingin saya tanyakan bagaimana cara penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar tidak menimbulkan penyakit terutama di daerah sekitar pesisir pantai dan bagaimana proses pengolahan air laut yang mengandung kadar garam yang tinggi menjadi air bersih/minum.jelaskan???

Anonim mengatakan...

Nama : Mutmainna
Nim : 700200106086

assalamu alaikum Wr.Wb

"pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia, namun masih adanya masyarakat memperoleh dari air tanah, sungai, danau dan tadah hujan yang dapat terganggu karena kontaminasi dari kualitas lingkungan hidup yang terus menurun yang dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh manusia, bagai mana menurut anda untuk mengantisipasi hal tersebut dan bagaimana peranan pemerintah dengan masalah tersebut??

Anonim mengatakan...

Nama : Muharti Syamsul
NIM : 7020106085

Assalamu Alaikum wr.wb

Tidak semua daerah mempunyai sumber daya air yang baik. Diwilayah pesisir pantai dan pulau2 kecil, di muara sungai atau tengah laut lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air bersih sehungga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air bersih trutama pada musim kemarau panjang.
Bagaimana tanggapan dan cara penyelesaian anda mengenai hal ini dan sikap apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah untuk PAB di daerah ini ??

Anonim mengatakan...

Nama :Irsan ahmad
Nim : 70200106009

terima kasih sebelumx ats prtanyaan dr saudari Muarifa muslimin. sy akan mncoba mngjawab bahwa teknik pengolahan air bersih di pesisir x optimal ad/sistem ozonisasi krn pngunaan ozon dlm pngolahan air ini memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yg hasilx dlm bentuk air x siap diminum,pngunaan ozon dewasa ini sdh lebih mudah,efisien dan biaya x murah dgn prosedur dan langkah2 tradisional dan diterima masyarakat luas terutama masyarakat kalangan x berpenghasilan rendah.serta sy pula tambahkan bhw tekhnik meningkatkan distribusi air bersih di kwasan pesisir yakni penanaman phon yg daya penyerapan airx sangat bxk, mis.phon kelapa dan phon sukun., thanks sebelumx.....

Anonim mengatakan...

Nama : Andi Haerani/ 70200106072

assalamu alaikum, maaf sebelumnya kepada kelompok 1. tapi harusnya sebagai kelompok penyaji. tidak terlambat dalam menanggapi komentar & pertanyaan dari teman-teman. sehingga akan lebih mudah jika ada tanggapan balik dari penanya.
terima kasih........

Anonim mengatakan...

Nama :irsan ahmad
Nim :702001060009

terima kasih sebelumx sy akan mgcoba mengjawab pertanyaan dr saudara Risno
Bahwa jenis polutan x dominan mengcemari air umumnya. air sungai itu mengdung zat organik maupun anorganik tergantung dari kadar pencemaran pada air sungai tersebut dan jenis tanah yang dilalui sungai tersebut. dan akan mengalami pencemaran akibat dari limbah domestik dan industri terutama industri rumah tangga yang dapat mengakibatkan perubahan warna, rasa, bau, dan lain.lain.

Anonim mengatakan...

nama : imran
nim : 7060200106076
asalamualaikum wr.wb.
setelah saya membaca makalah anda ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan yaitu :
1.Tumbuh-tumbuhan apa yang dapat ditanam di wilayah pesisir pantai yang mampu menampung/menyerap air tawar untuk di gunakan sebagai sumber air bersih.
2.Bagaimana langka-langka penyediaan air bersih didaerah pesisir pantai pada musim kemarau? apakah sama pada musim penghujan? Sebab, pada musim kemarau jangankan didaerah pesisir daerah perkotaan saja masih kesulitan akan sumber air bersih.

Anonim mengatakan...

nama :abd majid hr lagu
nim : 70200106070
assalaualaikum wr.wb.
sekedar informasi bagi teman yang mempertanyakan, apakah air hujan dapat digunakan sebagai air minum?
Penggunaan air hujan untuk air minum dalam jangka panjang dikhawatirkan akan menyebabkan rapuhnya tulang dan gigi. semua itu karena air hujan mengandung :
Mineral rendah
Kesadahan rendah
PH rendah ( antara 3,0 s/d 6,0)
Kandungan Organik tinggi ( > 10 Zat besi tinggi ( > 0,3 )
untuk itu air hujan tidak dapat diminum sebelum dilakukan pengolahan terlebihdahulu. adapun cara pengolahannya yaitu :
Sebelum dimasak air hujan tsb harus disaring menggunakan saringan dari Drum plastik yang berisi kerikil dan arang batok kelapa yang telah dibakar dan dicuci bersih (Jika menggunakan drum dari plat maka harus di cat terlebih dahulu).Setelah disaring kemudian ditampung dalam bak penampungan air yang terbuat dari semen ataupun tandon plastik
terimakasih........

Anonim mengatakan...

Nama:Imran
Nim:70200106076
kelompok:V
asalamualaikum wr.wb.
setelah saya membaca makalah anda ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan yaitu :
1.Tumbuh-tumbuhan apa yang dapat ditanam di wilayah pesisir pantai yang mampu menampung/menyerap air tawar untuk di gunakan sebagai sumber air bersih.
2.Bagaimana langka-langka penyediaan air bersih didaerah pesisir pantai pada musim kemarau? apakah sama pada musim penghujan? Sebab, pada musim kemarau jangankan didaerah pesisir daerah perkotaan saja masih kesulitan akan sumber air bersih.

Anonim mengatakan...

Ummul Waqiah
70200106092
kelompok 6

Assalamu 'alaikum wr. wb.
sebelum bertanya, saya ingin menyanggah sedikit yakni kenapa ya makalahnya tidak mengikuti cara2 penulisan yg sebenarnya? kenapa rumusan masalahnya tidak ditulis?? padahal itu kan bagian dari makalah! pada tujuan penulisan makalah juga kenapa seperti itu?? Menurut saya, tujuan yang penyaji tuliskan itu bukan tujuan penulisan makalah tapi tujuan kita (mahasiswa kesling)mengikuti/ mengambil mata kuliah kesling kawasan pesisir supaya kita lebih tahu tentang sistem PAB di Kawasan Pesisir pantai. Dan bukankah kita mempelajari mata kuliah ini agar bisa mengaplikasikan ilmu yg kita miliki?Sehingga demikian dampak2 buruk yang timbul di masyarakat khususnya akibat menggunakan air yg tidak memenuhi standar bisa diminimalisir. Selain itu, dalam pembahasan dituliskan lihat gambar 4 dan lihat tabel 5. Tapi kenapa dlm makalah tidak terlampirkan gambar dan tabel nya?? Kita kan jadi penasaran mau lihat gambar dan tabelnya seperti apa??!
pertanyaan:
1. Mengapa penyaji mengatakan bahwa air payau (mengandung kadar garam khlorida) kualitasnya buruk?? Apa dampaknya bagi kesehatan manusia?
2. Berapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh air dalam melakukan "self purification"?
3. "Untuk mengatasi intrusi dan penurunan muka tanah harus dilakukan pemulihan kembali dengan teknik penyuntikan air ke sumur bawah tanah." Tolong saudara jelaskan sedikit tentang bagaimana teknik penyuntikan air ke sumur bawah tanah??
4. Pada umumnya di Indonesia, teknologi apa yang digunakan di kawasan pesisir untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat pesisir?
5. Teknologi Instalasi Pengolahan Air Payau dengan sistem Reverse Osmosis tidak diterapkan di semua kawasan pesisir termasuk pulau2 terpencil.Lalu, bagaimana dengan masyarakat yang mendiami suatu pulau yg terpencil ? dari mana mereka memperoleh air bersih?
6. Dalam mengatasi masalah kurangnya pasokan air bersih di kawasan pesisir, itu tak hanya menjadi tugas pemerintah saja tapi juga dibutuhkan peran serta masyarakat khususnya yang bermukim di kawasan pesisir untuk menanganinya. Menurut saudara apakah ada usaha pemerintah yang dibarengi dengan usaha masyarakat (kerjasama kedua pihak) dalam menangani hal tersebut??

Terima Kasih..

Oia, perlu kita ketahui bersama bahwa komentar2 yang diajukan oleh teman2 di setiap kelompok bukan karena suatu faktor tertentu tapi ini supaya pengetahuan kita semakin bertambah! Alangkah bermanfaatnya dan berberkahnya ilmu yang kita miliki jika kita mengajarkan dan mengamalkannya kepada orang lain.
Syukran... Wassalam..

Anonim mengatakan...

nama: Amriati
nim :70200106001
kelompok 1

terimakasih kepada saudara imran atas pertanyaannya.saya akan menjawab pertanyaan anda yang 1,yaitu mengenai tumbuhan yang dapat ditanam di wilayah pesisir yang mampu menyerap air tawar salah satunya adalah tumbuhan bakau karena memiliki akar-akar yang tunjang.

Anonim mengatakan...

nama : Amriati
nim : 70200106001
kelompok 1

terima kasih kepada saudara abd. majid hr lagu atas pertanyaanya.
salah satu metode alami untuk memperoleh air bersih dikawasan pantai pesisir adalah dengan membuat sumur resapan buatan untuk menambah cadangan serta meningkatkan muka air tanah dan mengurangi aliran permukaan.

Anonim mengatakan...

nama : Amriati
nim :70200106001
kelompok 1
terima kasih untuk saudari asmawati.
air memang sangat penting untu kehidupan, akan tetapi Penyediaan air bersih, juga harus terhindar dari bakteri e-coli tinja per 100 ml air pada titik pembagian air.
adapun kendala penduduk pesisir mengenai penyediaan air bersih salah satunya adalah Tingginya angka kemiskinan di lingkungan pesisir menyebabkan banyak masyarakat kurang mampu memenuhi kebutuhan primer dengan layak.

Anonim mengatakan...

nama : Dinda febriantika.B
nim : 70200106031

pertanyaan ke duanya yaitu
alasannya mengapa teknologi pengelolaan air laut atau air payau itu hanya di pakai didaerah pengelolahan minyak lepas pantai maupun di kapal-kapal pesiar, namun tidak ditawarkan pada masyarakat pesisir.
sebenarnya begini dalam makalah yang kami buat ini maksud tulisan kami yaitu " Sebenarnya teknologi pengolahan air laut atau payau menjadi air tawar yang kemudian diolah menjadi air minum seperti ini sudah biasa dipakai di daerah-daerah pengolahan minyak lepas pantai maupun kapal-kapal pesiar. Namun untuk ditawarkan atau setidaknya diperkenalkan pada masyarakat pesisir memang belum pernah ada". maksudnya di kawasan pengolahan minyak lepas pantai maupun kapal-kapal mereka sudah biasa melakukan teknologi pengolahan air payau menjadi air tawar,karena mungkin mereka lebih tahu tentang cara pengolahannya atau sebelumnya mereka yang di daerah pengolahan minyak sudah dapat penyuluhan dari pemerintah sebelumnya sehingga mereka biasa menggunakan teknologi ini. dibanding mereka yang tinggal dikawasan Pesisir.mungkin informasi tentang teknolgi ini belum sampai ketelinga masyarakat di daerah pesisir, makanya di katakan sampai saat ini perkenalan terhadap teknologi pengolahan air payau menjadi air tawar memang belum pernah ada.
terimah kasih.....................

Anonim mengatakan...

Nama : Dinda FEbriantika.B
Nim:70200106031

assalamualaikum wr.wb

sebelumnya saya mewakili kelompok I meminta maaf kepada teman-teman yang sudah memberikan komentarnya kepada kami namun karena adanya suatu hal maka kami dari kelompok I agak sedikit telat menjawab pertanyaan dari teman-teman.

Anonim mengatakan...

Nama: Dinda Feriantika.B
Nim : 7020016031

Saya akan memjawab pertanyaan pertama dari saudari A. Haerani...
yaitu sejauh mana kendala sehingga wilayah pesisir belum semuanya tersentuh dengan IPA RO sehingga suplai air bersih di kawasan pesisir
masih ketinggalan dibandingkan di kota..
begini sebenarnya proses IPA RO ini hanya sebagian dari upaya pemerintah untuk menanggulangi penyediaan air bersih di kawasan pesisir...!
selain itu untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan air bersih ini di perlukan penerapan teknologi pengolahan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku, kondisi sosial, budaya, ekonomi dan SDM masyarakat setempat. alasan ini sangat mendukung bisa tidaknya IPA RO itu dilaksanakan.nah,,, mungkin disebagian daerah pesisir itu kondisi sumber air baku, kondisi sosial, budaya, ekonomi dan SDM masyarakat setempat sangat tidak mendukung sehingga ada sebagian daerah atau wilayah didaerah pesisir masih belum tersentuh dengan IPA RO... alasan yang lain juga karena dengan menggunakan IPA RO harus megeluarkan biaya pengoprasian dan perawatan yang sangat memerlukan biaya yang besar... sehingga harus ditunjang oleh faktor ekonomi juga...!!!!oleh karena yang saya bilang tadi kondisi ekonomi juga sangat berpengaruh...

jawaban selanjutnya pada pertanyaan kedua.........!

Anonim mengatakan...

Ummul Waqiah/70200106092 (klp.6)
Assalamu 'alaikum..
Saya hanya ingin meminta maaf atas pertanyaan saya yg terlalu banyak. Saya baru tahu tadi bahwa setiap penanya cuma dibatasi 2 pertanyaan.. sory ya kebanyakan krn memang banyak skali pertanyan saya yang muncul setelah membaca makalah saudara. tapi kalo mau dijawab semuanya lebih bagus lagi, biar kita bisa sama2 tahu. Tapi kalo tidak sempat, 2 nomor saja yg dijawab. Skali lagi maaf ya!!
Thankz...

Anonim mengatakan...

to Ummul....

nda apa-apaji tambah-tambahi saja sambalu.....!!!!!

masjuniarty mengatakan...

Masjuniarty/70200106081/KLP III

Assalamu Alaikum...
Makalah anda cukup bagus,namun yang ingin saya tanyakan lebih lanjut yaitu
1) Coba jelaskan batasan- batasan sumber air bersih & aman untuk dikomsumsi di daerah kawasan pesisir?

Anonim mengatakan...

muh ishak sijaya
70200106055

assalam...
sy sangat tertarik dgn makalah ini krn berhubungan langsung dgn SAB di daerah pesisir..
di sini sy akn bertanya sedikit
Pencemar air dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan asam/basa. Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Pestisida, deterjen, PCBs, dan PCPs (polychlorinated phenols), adalah salah satu contohnya
nah pertanyaan saya
1.menurut anda atau dr refrensi anda adakah yg menjelaskan bagaimana cara mengatasi laut yg sudah tercemar dr bahan2 polutan yg berbahaya seperti kasus di pantai losari yg tercemar merkuri dan timbal??
2. ketika kita membuat sumur di daerah lautan yg tercemar apakah sumur yg kita bwt tersebut itu jg ikut tercemar?
dan bagaimana jk sumur itu tercemar adakah alternatif yg lebih efisien dan tidak memakan biaya yg mahal untuk penyediaan air bersih di daerah pesisir yg sulit mendapatkan air bersih?
makasih

Anonim mengatakan...

BANYAK SKALI BICARAMU KAU UMMUL. CAPEK DEH........!!!

Anonim mengatakan...

AZIDIN ANHAR
70200106029

air,,,
mahluk hidup sangat butuh air,, tanpa air makhluk d dunia ini tidak dapat hidup,,
pertanyaan saya apakah mahluk hidup selain manusia yaitu hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak di daerah pantai jika menggunakan air laut atau air payau? jelaskan!

Anonim mengatakan...

NAMA :ANWAR MBOLOSI
NIM : 70200106027

ASS, kita tau bahwa masaalah terbesar dikawasan pesisir adalah salah satunya masalah penyediaan air bersih, karena dikawasan pesisir khususnya air tawar cukup sulit didapatkan, oleh karena itu perlu terobosan baru agar ketersediaan air minum dilakukan, kira-kira menurut kelompok anda apa terobosan terbaru untuk menanggulangi masalah tersebut?

Anonim mengatakan...

Ratih Puspitasari
70200106018

langsung ke topiknya sj....
1.apkah ada cara yang paling simpel untuk mengetahui bahwa air laut telah tercemar???
2. dan adakah cara agar air laut yang telah tercmar bisa langsung di konsumsi???

Anonim mengatakan...

nama : Amriati
nim : 70200106001
kelompok 1
terimakasih pada saudari masjuniarty..telah kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. oleh karena itu,ditetapkan standar air bersih yang aman atau layak untuk di konsumsi dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Syarat fisik, antara lain:

* Air harus bersih dan tidak keruh
* Tidak berwarna apapun
* Tidak berasa apapun
* Tidak berbau apaun
* Suhu antara 10-25 C (sejuk)
* Tidak meninggalkan endapan

2. Syarat kimiawi, antara lain:

* Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
* Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
* Cukup yodium
* pH air antara 6,5 – 9,2

3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Dengan standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan kita, karena itu kita harus selektif demi kesehatan dan juga keberlangsungan kita. Semoga bermanfaat.
thank's...

Anonim mengatakan...

Nama: Dinda febriantika.B
Nim: 70200106031

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan kedua dari saudara imran,
Penyediaan air bersih didaerah pesisir pantai pada musim kemarau itu sangat jelas perbebeda donk,,!
Pada musim kemarau langkah penyuplaian air bersih kepada warga yang kekurangan air, PDAM setempat setiap hari mengirimkan bantuan air bersih lewat tangki secara serentak. Selain itu, didaerah kering bantuan tersebut tak bisa dilakukan setiap hari, hanya dilakukan dua hari sekali. Ini terjadi karena kurangnya pemasokan air bersih akibat musim kemarau..

Anonim mengatakan...

Nama: Dinda febriantika.B
Nim:70200106031


Saya akan menjawab pertanyaan ke 6 dari saudari ummul yaitu bagaimanakah dengan masyarakat yang mendiami pulau terpencil,dari manakah mereka mendapatkan air?
Begini, untuk daerah terpencil, pemerintah juga tidak hanya tinggal diam, pemerintah bersama Dengan PDAM setempat mereka bersama-sama membuat program Investasi untuk menambah pemasangan pipa yang digunakan sebagai wadah untuk mendapatkan air bersih serta menambah pemasangan booster pump(meningkatkan tekanan air)di beberapa titik strategis, agar air bisa diterima merata. Pemerintah juga membangun sejumlah kios air didaerah terpencil, dimana sejumlah truk tangki air memasok air bersih dikawasan tersebut. Selain itu ada juga warga yang memanfaatkan air sungai dan air panti yang tak jauh dari pemukimannya untuk kebutuhan mandi, buang air besar, dan mencuci.

Anonim mengatakan...

nama:Dinda Febriantika.B
nim:70200106031

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Ariyanti Husain
Pertanyaan yaitu, apakah air baku yang dibutuhkan memiliki standar kualitas atau kuantitas sebelum dilakukan pengolahan manjadi air bersih/air minum.. saya rasa ia, karena jika air baku tersebut telah terkontaminasi oleh zat-zat pencemar maka air baku air minum tidak akan memenuhi standar air baku air minum..
Selanjutnya, bagaimanakah jika air laut diketahui telah tercemar, apakah masih bisa menggunakan sistem pengolahan dengan IPA RO dan jika iya,....apakah itu mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan (misalnya hanya layak digunakan sebagai air bersih/air minum) jawabannya dalam malakah yang saya sajikan ini, sudah dijelaskan IPA RO ini digunakan jika air baku yang dipakai memenuhi syarat air baku air minum.. jika tidak memenuhi syarat air baku air minum sistem pengolahan IPA RO tidak bisa dilakukan

Anonim mengatakan...

nama : amriati
nim : 70200106001
kelompok 1

untuk saudari harianti husain...sebelumnya terima kasih atas pertanyaannya..
saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda yang 1..mengenai standar air baku,menurut saya...seperti halnya air bersih,air baku juga memiliki standar sebelum dikelola menjadi air bersih,misalnya pada air laut sebelum dikelola kita harus mengetahui terlebih dahulu berapa pH nya,suhunya serta kandungan Naclnya, apakah berlebih atau cukup. jika berlebih kita harus menyeimbangkannya terlebih dahulu sebelum dikelola, agar air tersebut dapat dimanfaatkan.
terima kasih.

Anonim mengatakan...

Nama:Dinda febriantika.B
Nim:70200106031

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Mutmainna,
pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia, namun masih adanya masyarakat memperoleh dari air tanah, sungai, danau dan tadah hujan yang dapat terganggu karena kontaminasi dari kualitas lingkungan hidup yang terus menurun yang dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh manusia menurut saya untuk mengantisipasi ini, baiknya Pemerintah setempat segera memperluas jaringan pipanya sehingga masyarakat bisa menikmati air bersih yang baik untuk kesehatan dan sebaiknya masyarakat juga menggunakan air bersih sesuai dengan kebutuhannya saja.

Anonim mengatakan...

Nama:Dinda Febriantika.B
Nim:7020016031

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Muharti Samsul
Tidak semua daerah mempunyai sumber daya air yang baik. Diwilayah pesisir pantai dan pulau2 kecil, di muara sungai atau tengah laut lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air bersih sehungga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air bersih trutama pada musim kemarau panjang. Menurut saya memang itu benar oleh karena itu pemerintah serta pihak yang berwajib sejauh ini telah banyak melakukan upaya pemenuhan air bersih dikawasan pesisir,
misalnya pemerintah sudah menerapkan teknologi pengolahan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku (IPA RO), PDAM Kabupaten juga mengirimkan air lewat tangki secara serentak di daerah yang kekurangan air bersih, Departemen PU telah mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penyediaan air minum bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah didaerah pedesaan.

Anonim mengatakan...

NAMA:DINDA febriantika.B
Nim:70200106031


Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Sahriani,
Cara penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar tidak menimbulkan penyakit terutama di daerah pesisir yaitu dengan menggunakan metode filter hyper membrane instalasi penyulingan yang dapat mengubah air laut yang asin menjadi air bersih yang dapat diminum. Teknologi ini didukung dari USA dan Eropa proyek yang sebenarnya telah lama diterapkan di Negara Timur Tengah ini betul-betul dirasa sangat membantu kesulitan warga yang tinggal di daerah pesisir

Anonim mengatakan...

Nama:dinda febriantika.B
Nim :7020016031

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama dari saudari Risna
Kondisi ketersediaan air bersih di daerah pesisir saat ini sudah mulai mengalami kesulitan pasalnya sudah banyak warga yang berada di sekitar daerah pesisir yang mengeluhnkan hal ini. Ini terjadi akibat pertumbuhan di tiap harinya semakin meningkat sehingga kebutuhan air juga ikiut meningkat.